Semoga bermanfaat

Kamis, 25 Desember 2014



MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
“Disiplin kerja”
UIN SUSKA RIAU 2012 LOGO REVISI.jpg




   
Disusun oleh :
Reni Nurmalasari
11316203153
Dosen pengampu :
Dicki Hartanto
Nama blog 
Reninurmalasari10.blogspot.com 

Pendidikan Ekonomi-IIIB
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
                                    2014 - 2015



KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan Alahmdulillah, puji dan syukur kepeda Allah SWT  atas terselesaikannya makalah ini yang berjudul  “Disiplin kerja”.  Shalawat beriring salam kita penjatkan kepada Nabi Muhammad Saw yang  mana telah menjadi teladan bagi umatnya.

Kiranya Makalah ini bisa memenuhi pengetahuan kita khususnya mahasiswa terhadap disiplin kerja perbaikan dan penyempurnaan. Untuk saran dan kritik yang membangun dari pembaca diterima dengan senang hati.









Pekanbaru, 26 Desember 2014



Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang

Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan  motivasi dan disiplin kerja, termasuk hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang dari pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan timbul disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam organisasi ataupun perusahaan tersebut.

B.     Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.      Pengertian disiplin kerja ?
2.      Jelaskan macam – macam disiplin kerja ?
3.      Sebutkan tujuan disiplin kerja ?
4.      Sebutkan fungsi disiplin kerja ?
5.      Sebutkan konsep pendisiplinan ?
6.      Bagaimana cara menegakkan disiplin kerja ?
7.      Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja ?
8.      Bagaimana pendekatan disiplin kerja ?
9.      Apa saja hambatan disiplin kerja ?
10.   Bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja ?






C.     Tujuan masalah

Adapun tujuan dari masalah ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian disilplin kerja
2.      Menegetahui macam-macam disiplin kerja
3.      Mengetahui tujuan disiplin kerja
4.      Mengetahui fungsi disiplin kerja
5.      Mengetahui bagaimana konsep pendisiplinan
6.      Mengetahui bagaimana cara menegakkan disiplin kerja
7.      Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
8.      Mengetahui pendekatan disiplin kerja
9.      Mengetahui apa saja hambatan disiplin kerja
10.  Mengetahui bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja




BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi disiplin kerja

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Sebagai contoh, beberapa karyawan terbiasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang diamanahkan kepadanya.
        Para ahli mengemukakan pengertian disiplin kerja di antaranya adalah :
1.      Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
2.      Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan disiplin sebagai suatu proses bekerja yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri.
Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup:
1.  Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,
2.  Adanya kepatuhan para pengikut,
3.  Adanya sanksi bagi pelanggar





B.     Tipe-tipe disiplin kerja
1.      Tipe – tipe kegiatan pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :
Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti berbagai standart dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara para karyawan/pegawai. Dengan cara ini para karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas, bukan karena paksaan manajemen.
2.      Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang dilakukan karyawan / pegawai terhadap peraturan yang berlaku dan mencegah terjadinya pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Contohnya dengan tindakan skorsing terhadap karyawan.
3.       Disiplin progresif yaitu tindakan memberi hukuman berat terhadap pelanggaran yang berulang. Contoh dari tindakan disiplin progresif antara lain:
a. Teguran secara lisan oleh atasan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.
d. Diturunkan pangkatnya.
e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).



C.     Tujuan disiplin kerja
Disiplin kerja sebenarnya di maksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan dari disiplin kerja itu sendiri sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Pada dasarnya disiplin kerja bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib, dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana sebelumnya.
Disiplin kerja yang di lakukan secara terus-menerut oleh manajemen di maksudkan agar para pegawai memiliki motivasi untuk mendisiplinkan diri, bukan karena adanya sanksi tetapi timbul dari dalam dirinya sendiri.
Sementara Reza Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di kutip dari Rusmiati Ernawati (2003:32) mengemukakan tujuan di laksanakannya disiplin kerja, sebagai berikut
a.       Pembentukan sikap kedali diri yang Positif.
Sebuah organisasi sangat mengharpakan para pegawainya memiliki sikap kendali yang positif, sehingga ia akan berusaha untuk mendisiplinkan dirinya sendiri tanpa harus ada aturan yang akan memaksanya dan ia pun akan memiliki kesadaran untuk menghasilkan produk yang berkualitas tanpa perlu banyak di atur oleh atasanya.
b.      Pengendalian kerja.
Agar pekerjaan yang di lakukan oleh para pegawai berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan daro organisasi, maka di lakukan pengendalian kerja dalam bentuk standar dan tata tertib yang di berikan oleh organisasi.
c.       Perbaikan sikap.
Perubahan sikap dapat di lakukan dengan memberikan orentasi, pelatihan, pemberlakuan sanksi dan tindakan-tindakan lain yang di perlukan pegawai.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka disiplin kerja bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan mewujudkan kemampuan kerja pegawai dalam nrangka mencapai sasaran yang telah di tetapkkan oleh organisasi.






D.     Fungsi disiplin kerja
Disiplin kerja sangat di butuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan.
Pendapat tersebut di pertegas oleh pernyataan Tulus Tu’u (2004:38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin, antara lain :
a.       Menata kehidupan bersama
b.      Membangaun kepribadian
c.       Melatih kepribadian
d.      Hukuman
e.       Menciptakan lingkungan kondusif.
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu dengan lainnya menjadi lebih baik dan lancar.
Disiplin juga dapat  membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan yang memiliki disiplin yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram, sangat berperan dalam membanguan kepribadian yang baik.



E.     Konsep kedisiplinan
Konsep disiplin terbagai menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1.      Disiplin Berdasarkan Tradisi
Disiplin merupakan cara kuno yaitu cara yang terdiri dari pendaftaran pelanggaran dan catatan dari hukuman terhadap setiap pelanggaran. Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa kompromi dan cenderung penegakan disiplin secara otoriter. Tindakan disiplin ini diterapkan oleh atasan kepada bawahan dan tidak perna sebaliknya, (suatu tindakan yang sepihak). Hal ini disebabkan pemahaman kurang efektif yang dianut oleh pemimpin perusahaan, yang menganggap karyawan adalah bawahannya untuk menuruti dan mematuhi segala keputusan yang ada tanpa perna karyawan diajak berunding untuk diminta pendapatnya apakah mereka merasa keberatan atau tidak, sedangkan atasan mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa terikat oleh sebuah perusahaan.
Jadi disiplin menurut konsep tradisi ini dipahami sebagai suatu batasan atas kesalahan yang diperbuatnya atau lebih tepatnya disiplin adalah suatu sanksi bukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. Adapun tujuan dari hukuman adalah agar orang yang melakukan kesalahan atau pelanggaran merasa takut dan berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang telah dilakukan karyawan tersebut.
2.      Disiplin Berdasarkan Sasaran
Disiplin berdasarkan sasaran ini dianggap sebagai lawan dari disiplin tradisi bila dilihat dari tujuannya. Disiplin dianggap secara sah atau berlaku apabila dapat diterima secara sukarela oleh semua kompenen didalam organisasi tersebut, apabila tidak dapat diterima maka secara otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk diterapkan dalam organisasi. Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu fungsi pembentukan tingkah laku sebagai hukuman. Masa lampau dipandang sebagai suatu yang sangat berharga, sesuatu yang dianggap memberi pengalaman dan berguna dalam merumuskan dan merubah tingkah laku, tetapi tidak merupakan penuntut yang pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar jangkauan kemampuan manusia sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin tidak akan mampu menangani dan menjawab itu semua.






F.      Cara menegakkan disiplin kerja

Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:
a.       Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.
b.      Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c.       Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.
d.      Disiplin Harus Impersona
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinanhubungan antara karyawan dan atasan.
e.       Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.



G.    Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydan (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain :
a.       Besar kecilnya pemberian kompensasi.
b.      Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
c.       Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.
d.      Ada tidaknya aturan pasti yang dapat di jadikan pegangan.
e.       Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.
f.       Tidak adanya perhatian kepada pada karyawan.
g.      Di ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin




H.    Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:131) ada tiga macam pendekatan dalam disiplin kerja yang di laksanakan dalam suatu organisasi atau lembaga, yaitu :
1.      Pendekatan disiplin Modern
Disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman.
2.      Pendekatan disiplin dengan tradisi
Disiplin tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman.
3.      Pendekatan disiplin bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan memiliki asumsi, bahwa :
a.       Disiplin kerja harus dapat di terima dan di pahami oleh semua pegawai.
b.      Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.
c.       Disiplin di tujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
d.      Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuatannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan disiplin kerja maupun yang di laksanakan dalam perusahaan pada intinya bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawai, dan memperbaiki tindakan indisipliner yang terjadi dengan cara yang efektif.



I.       Hambatan disiplin kerja
Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan disiplin kerja, terdapat pula faktor-faktor yang menghambat terbentuknya disiplin kerja dalam diri seseorang, faktor penghambat tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.
Menurut Dolet Unaradjan (2003:30:32) faktor-faktor penghambat disiplin di antaranya :
1.      Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau pimpinan
2.      Masyarakat yang selalu terbuka dan bersikap permisif.
3.      Keadaan fisik atau biologis yang tidakk sehat.
4.      Keadaan psikis atau mental yang tidak sehat.
5.      Sikap perfeksionis.
6.      Perasaan rendah diri atau inferior.
7.      Perasaan takut dan kuatir.
8.      Perasaan tidak mampu.
9.      Kecemasan.
10.  Suara hati dan rasa bersalah yang keliru.
11.  Kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.

Dengan demikian faktor-faktor penghambat disiplin kerja berasal dari lingkungan sebagai faktor eksternal yaitu masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau pimpinan dan masyarakat yang terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang tidak sehat; sikap perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan takut dan kuatir; perasaan tidak mampu; kecemasan; suara hati dan rasa bersalah yang keliru; dan kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.



J.      Sanksi Disiplin Kerja
Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi. Sedangkan sanksi pelanggaran adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi.
Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku dalam suatu oranisasi yaitu:
1)      Sanksi Pelanggaran Ringan, dengan jenis:
Teguran Lisan       
Teguran Tertulis
Pernyataan tidak puas secara tertulis

2)      Sanksi Pelanggaran Sedang, dengan rincian :
Penundaan kenaikan gaji
Penurunan gaji
Penundaan kenaikan jabatan

3)      Sanksi Pelanggaran Berat, dengan rincian :
Penurunan pangkat
Pembebasan dari jabatan
Pemberhentian
Pemecatan





BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi tersebut Di harapkan untuk di kemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berpikir baik, positif, bermakna, dan memandang jauh ke depan. Disiplin bukan hanya soal mengikuti dan menaati peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi disiplin berpikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya.

B.     Saran
Disiplin itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa diandalkan.



DAFTAR PUSTAKA

Faustino Cardoso Gomes, Manajemen sumber daya, andi, Yogyakarta:2003
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara:2005
Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia. Edisi Ke-enam Jilid I. (Alih Bahasa oleh Mohamad Masud. Jakarta: Erlangga