MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
“Disiplin kerja”
Disusun oleh :
Reni
Nurmalasari
11316203153
Dosen pengampu :
Dicki Hartanto
Nama blog
Reninurmalasari10.blogspot.com
Dosen pengampu :
Dicki Hartanto
Nama blog
Reninurmalasari10.blogspot.com
Pendidikan
Ekonomi-IIIB
Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2014 - 2015
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan Alahmdulillah, puji dan syukur kepeda Allah SWT atas terselesaikannya makalah ini yang
berjudul “Disiplin kerja”. Shalawat
beriring salam kita penjatkan kepada Nabi Muhammad Saw yang mana telah menjadi teladan bagi umatnya.
Kiranya
Makalah ini bisa memenuhi pengetahuan kita khususnya mahasiswa terhadap disiplin
kerja perbaikan dan penyempurnaan. Untuk saran dan kritik yang membangun dari
pembaca diterima dengan senang hati.
Pekanbaru, 26 Desember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan
motivasi dan disiplin kerja, termasuk hal yang paling penting demi
kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja merupakan alat untuk
berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh
atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu organisasi atau
dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan
pelanggaran untuk itu diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki
perilaku-perilaku menyimpang dari pegawai atau karyawan tersebut Setelah
terwujudnya motivasi kerja maka akan timbul disiplin kerja yang baik. Untuk
mewujudkan keduanya, maka diperlukan adanya kerjasama antara atasan dan para
pegawai bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif untuk
mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam organisasi ataupun
perusahaan tersebut.
B.
Rumusan
masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini
yaitu :
1.
Pengertian disiplin kerja ?
2.
Jelaskan macam – macam disiplin kerja ?
3.
Sebutkan tujuan disiplin kerja ?
4.
Sebutkan fungsi disiplin kerja ?
5.
Sebutkan konsep pendisiplinan ?
6.
Bagaimana cara menegakkan disiplin kerja ?
7.
Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi disiplin
kerja ?
8.
Bagaimana pendekatan disiplin kerja ?
9.
Apa saja hambatan disiplin kerja ?
10. Bagaimana cara pemberian hukuman disiplin
kerja ?
C.
Tujuan
masalah
Adapun tujuan dari masalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian disilplin kerja
2.
Menegetahui macam-macam disiplin kerja
3.
Mengetahui tujuan disiplin kerja
4.
Mengetahui fungsi disiplin kerja
5.
Mengetahui bagaimana konsep pendisiplinan
6.
Mengetahui bagaimana cara menegakkan disiplin kerja
7.
Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi disiplin
kerja
8.
Mengetahui pendekatan disiplin kerja
9.
Mengetahui apa saja hambatan disiplin kerja
10. Mengetahui
bagaimana cara pemberian hukuman disiplin kerja
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
disiplin kerja
Disiplin
kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu
upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Sebagai contoh,
beberapa karyawan terbiasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur
keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan untuk pekerjaan
mereka, tindakan yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat dalam tindakan
yang tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada
peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah
sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh
penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga
seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang
bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang
diamanahkan kepadanya.
Para ahli mengemukakan pengertian
disiplin kerja di antaranya adalah :
1. Siswanto
(1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai
patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak
menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya.
2. Jerry
Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan disiplin sebagai suatu
proses bekerja yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri.
Dari beberapa pengertian yang
diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada dasarnya merupakan tindakan
manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai
ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang di dalamnya
mencakup:
1.
Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,
2.
Adanya kepatuhan para pengikut,
3. Adanya sanksi bagi pelanggar
B. Tipe-tipe
disiplin kerja
1.
Tipe – tipe kegiatan
pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :
Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti berbagai standart dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara para karyawan/pegawai. Dengan cara ini para karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas, bukan karena paksaan manajemen.
Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti berbagai standart dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara para karyawan/pegawai. Dengan cara ini para karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas, bukan karena paksaan manajemen.
2.
Disiplin korektif adalah
kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang dilakukan karyawan /
pegawai terhadap peraturan yang berlaku dan mencegah terjadinya pelanggaran
lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa bentuk hukuman dan disebut
tindakan pendisiplinan. Contohnya dengan tindakan skorsing terhadap karyawan.
3.
Disiplin progresif yaitu tindakan memberi
hukuman berat terhadap pelanggaran yang berulang. Contoh dari tindakan disiplin
progresif antara lain:
a. Teguran secara lisan oleh atasan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.
d. Diturunkan pangkatnya.
e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).
a. Teguran secara lisan oleh atasan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.
d. Diturunkan pangkatnya.
e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).
C. Tujuan
disiplin kerja
Disiplin kerja
sebenarnya di maksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan dari disiplin kerja itu
sendiri sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Pada dasarnya
disiplin kerja bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib,
dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana sebelumnya.
Disiplin kerja yang di lakukan secara
terus-menerut oleh manajemen di maksudkan agar para pegawai memiliki motivasi
untuk mendisiplinkan diri, bukan karena adanya sanksi tetapi timbul dari dalam
dirinya sendiri.
Sementara Reza
Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di kutip dari Rusmiati Ernawati
(2003:32) mengemukakan tujuan di laksanakannya disiplin kerja, sebagai berikut
a. Pembentukan sikap kedali diri yang
Positif.
Sebuah organisasi sangat mengharpakan para pegawainya
memiliki sikap kendali yang positif, sehingga ia akan berusaha untuk
mendisiplinkan dirinya sendiri tanpa harus ada aturan yang akan memaksanya dan
ia pun akan memiliki kesadaran untuk menghasilkan produk yang berkualitas tanpa
perlu banyak di atur oleh atasanya.
b.
Pengendalian
kerja.
Agar pekerjaan yang di lakukan oleh para pegawai berjalan
efektif dan sesuai dengan tujuan daro organisasi, maka di lakukan pengendalian
kerja dalam bentuk standar dan tata tertib yang di berikan oleh organisasi.
c.
Perbaikan
sikap.
Perubahan sikap dapat di lakukan dengan memberikan
orentasi, pelatihan, pemberlakuan sanksi dan tindakan-tindakan lain yang di
perlukan pegawai.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,
maka disiplin kerja bertujuan untuk
memperbaiki efektivitas dan mewujudkan kemampuan kerja pegawai dalam nrangka
mencapai sasaran yang telah di tetapkkan oleh organisasi.
D. Fungsi
disiplin kerja
Disiplin kerja sangat di butuhkan oleh setiap pegawai.
Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan
berdisiplin yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja.
Dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha
pencapaian tujuan.
Pendapat tersebut di pertegas oleh pernyataan Tulus Tu’u
(2004:38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin, antara lain :
a.
Menata kehidupan bersama
b.
Membangaun kepribadian
c.
Melatih kepribadian
d.
Hukuman
e.
Menciptakan lingkungan kondusif.
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan
bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu,
hubungan yang terjalin antara individu satu dengan lainnya menjadi lebih baik
dan lancar.
Disiplin juga dapat membangun
kepribadian seorang pegawai. Lingkungan yang memiliki disiplin yang baik,
sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang
memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram, sangat berperan dalam
membanguan kepribadian yang baik.
E. Konsep
kedisiplinan
Konsep disiplin terbagai menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Disiplin Berdasarkan
Tradisi
Disiplin merupakan cara kuno yaitu cara yang
terdiri dari pendaftaran pelanggaran dan catatan dari hukuman terhadap setiap
pelanggaran. Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa kompromi dan
cenderung penegakan disiplin secara otoriter. Tindakan disiplin ini diterapkan
oleh atasan kepada bawahan dan tidak perna sebaliknya, (suatu tindakan yang
sepihak). Hal ini disebabkan pemahaman kurang efektif yang dianut oleh pemimpin
perusahaan, yang menganggap karyawan adalah bawahannya untuk menuruti dan
mematuhi segala keputusan yang ada tanpa perna karyawan diajak berunding untuk
diminta pendapatnya apakah mereka merasa keberatan atau tidak, sedangkan atasan
mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa terikat oleh sebuah
perusahaan.
Jadi disiplin menurut konsep tradisi ini dipahami
sebagai suatu batasan atas kesalahan yang diperbuatnya atau lebih tepatnya
disiplin adalah suatu sanksi bukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan.
Adapun tujuan dari hukuman adalah agar orang yang melakukan kesalahan atau
pelanggaran merasa takut dan berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang
telah dilakukan karyawan tersebut.
2. Disiplin Berdasarkan
Sasaran
Disiplin berdasarkan
sasaran ini dianggap sebagai lawan dari disiplin tradisi bila dilihat dari
tujuannya. Disiplin dianggap secara sah atau berlaku apabila dapat diterima
secara sukarela oleh semua kompenen didalam organisasi tersebut, apabila tidak
dapat diterima maka secara otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk
diterapkan dalam organisasi. Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu
fungsi pembentukan tingkah laku sebagai hukuman. Masa lampau dipandang sebagai
suatu yang sangat berharga, sesuatu yang dianggap memberi pengalaman dan
berguna dalam merumuskan dan merubah tingkah laku, tetapi tidak merupakan
penuntut yang pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini
berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar jangkauan kemampuan manusia
sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin tidak akan mampu menangani dan
menjawab itu semua.
F. Cara menegakkan disiplin kerja
Ada beberapa cara menegakkan
disiplin kerja dalam suatu perusahaan:
a.
Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera
mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika
terlambat akan kurang efektif.
b.
Disiplin Harus Didahului Peringatan
Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar
tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c.
Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh
karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan
sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya
keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.
d.
Disiplin Harus Impersona
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah
atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa
menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan
tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang
positif guna memperkuat jalinanhubungan antara karyawan dan atasan.
e.
Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya
bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan.
Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan,
hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat
mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.
G.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin kerja
Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu
perusahaan. Menurut Gouzali Saydan (1996:202), faktor-faktor tersebut antara
lain :
a. Besar
kecilnya pemberian kompensasi.
b. Ada
tidaknya pengawasan pimpinan.
c.
Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.
d. Ada
tidaknya aturan pasti yang dapat di jadikan pegangan.
e.
Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.
f.
Tidak adanya perhatian kepada pada karyawan.
g.
Di ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
H. Pendekatan Disiplin Kerja
Menurut A. A. Anwar Prabu
Mangkunegara (2000:131) ada tiga macam pendekatan dalam disiplin kerja yang di
laksanakan dalam suatu organisasi atau lembaga, yaitu :
1.
Pendekatan disiplin Modern
Disiplin modern
adalah mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman.
2.
Pendekatan disiplin dengan tradisi
Disiplin tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman.
3.
Pendekatan disiplin bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan memiliki asumsi, bahwa :
a. Disiplin kerja harus dapat di terima
dan di pahami oleh semua pegawai.
b. Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi
merupakan pembentukan perilaku.
c. Disiplin di tujukan untuk perubahan
perilaku yang lebih baik.
d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai
bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pendekatan
disiplin kerja maupun yang di laksanakan dalam perusahaan pada intinya
bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawai, dan memperbaiki
tindakan indisipliner yang terjadi dengan cara yang efektif.
I. Hambatan disiplin kerja
Selain
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan disiplin kerja, terdapat
pula faktor-faktor yang menghambat terbentuknya disiplin kerja dalam diri
seseorang, faktor penghambat tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu
sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.
Menurut Dolet
Unaradjan (2003:30:32) faktor-faktor penghambat disiplin di antaranya :
1.
Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada
atasan atau pimpinan
2.
Masyarakat yang selalu terbuka dan bersikap permisif.
3.
Keadaan fisik atau biologis yang tidakk sehat.
4.
Keadaan psikis atau mental yang tidak sehat.
5.
Sikap perfeksionis.
6.
Perasaan rendah diri atau inferior.
7.
Perasaan takut dan kuatir.
8.
Perasaan tidak mampu.
9.
Kecemasan.
10. Suara hati dan rasa
bersalah yang keliru.
11. Kelekatan-kelekatan
yang tidak teratur.
Dengan demikian faktor-faktor penghambat disiplin
kerja berasal dari lingkungan sebagai faktor eksternal yaitu masyarakat
yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau
pimpinan dan masyarakat yang terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik
dan psikis yang tidak sehat; sikap perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan
takut dan kuatir; perasaan tidak mampu; kecemasan; suara hati dan rasa bersalah
yang keliru; dan kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.
J. Sanksi Disiplin Kerja
Pelanggaran kerja adalah setiap
ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin
yang telah diatur oleh pimpinan organisasi. Sedangkan sanksi pelanggaran adalah
hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang
melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi.
Ada beberapa tingkat dan jenis
sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku dalam suatu oranisasi yaitu:
1)
Sanksi Pelanggaran Ringan, dengan
jenis:
Teguran
Lisan
Teguran Tertulis
Pernyataan tidak puas secara
tertulis
2)
Sanksi Pelanggaran Sedang, dengan
rincian :
Penundaan kenaikan gaji
Penurunan gaji
Penundaan kenaikan jabatan
3)
Sanksi Pelanggaran Berat, dengan
rincian :
Penurunan pangkat
Pembebasan dari jabatan
Pemberhentian
Pemecatan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong
agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan
yang berlaku dalam organisasi tersebut Di harapkan untuk di kemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi
kebiasaan berpikir baik, positif, bermakna, dan memandang jauh ke depan.
Disiplin bukan hanya soal mengikuti dan menaati peraturan, melainkan sudah
meningkat menjadi disiplin berpikir yang mengatur dan mempengaruhi seluruh
aspek kehidupannya.
B.
Saran
Disiplin itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan
sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati
aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan. Selain itu sikap disiplin
sangat diperlukan untuk pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga
menjadi tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
Oleh karena
itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap
orang dan bisa diandalkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen
sumber daya, andi, Yogyakarta:2003
Hasibuan, Malayu S.P.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara:2005
Flippo, Edwin B.
1988. Manajemen Personalia. Edisi Ke-enam Jilid I. (Alih Bahasa oleh
Mohamad Masud. Jakarta: Erlangga